AYAM ARAB – AYAM KAMPUNG PETELUR
Asal Usul Ayam Arab
Ayam arab atau lebih sering dikenal sebagai ayam kampung
petelur. Meskipun memiliki nama ayam arab, tetapi ayam ini bukanlah berasal
dari negara Arab seperti namanya, melainkan berasal dari Eropa. Ayam arab sudah
dikenal sejak abad ke 17 Masehi dan memiliki nama latin Gallus Turcicus atau ayam Turki yang menandakan bahwa asal ras ayam
ini kemungkinan besar dari wilayah Anatolia.
Mengapa disebut ayam arab bukan ayam Eropa atau ayam Turki?
Ada berbagai alasan yang mendasari penamaan ayam arab. Ada dua hal yang melandasi
penamaan ayam arab; 1) ayam arab memiliki daya seksualitas yang tinggi, dan 2)
keberadaan ayam arab di Indonesia melalui telurnya yang dibawa dari negara Arab
– tepatnya dari kota Mekkah – oleh orang-orang yang menunaikan ibadah haji.
Di Indonesia sendiri, ayam arab dimanfaatkan sebagai ayam
petelur. Hal ini dikarenakan ayam arab dapat menghasilkan sekitar 200-250 butir
telur dalam satu tahun. Selain itu, bentuk telur ayam arab yang menyerupai
bentuk telur ayam kampung, sehingga telur ayam arab memiliki nilai jual yang
cukup tinggi seperti telur ayam kampung pada umumnya. Berat telur ayam arab
berkisar 35-40 gram per butir. Warna telur ayam arab juga bervariasi, mulai
dari warna putih, kekuningan dan coklat. Masa produktif ayam arab dimulai dari
usia 5,5 bulan sampai 2 tahun.
Ciri-ciri ayam arab
Ciri ayam arab mudah dikenali dari bulunya. Ayam arab
memiliki bulu leher berwana putih mengkilap, bulu di tubuhnya memiliki warna
putih berbintik hitam, bulu sayap berwarna hitam bergaris putih dan bulu ekor
dominan hitam. Tinggi ayam arab dewasa berkisar 35 cm dan bobot sekitar 1,5 – 2
kilogram per ekor. Ayam arab juga memiliki dua jenis, yakni ayam arab silver
dan ayam arab golden red. Perbedaan varian ini terletak pada warna ayam. Ayam
arab silver memiliki warna bulu hitam bercorak putih, sedangkan ayam arab
golden red memiliki bulu tubuh berwarna hitam bercorak kuning keemasan.
Ciri-ciri ayam arab dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
- Harga DOC ayam arab cukup tinggi dibanding ayam lainnya. Ini dapat menjadi keuntungan yang cukup besar bagi pembudidaya atau penyedia bibit.
- Harga ayam arab remaja atau pullet hingga dewasa siap produksi juga relatif tinggi.
- Perawatan yang cukup mudah.
- Dapat menghasilkan 200-250 butir telur per tahun.
- Dapat dijadikan sebagai perbaikan keturunan ayam lain, karena ayam arab tidak memiliki sifat mengeram.
- Harga jual telur ayam arab cukup ekonomis.
- Biaya pakan yang terjangkau, hasil produksi dan perawatan seimbang.
- Telur ayam arab rendah lemak.
Kelemahan ayam arab
- Tidak bisa mengerami telurnya sendiri, sehingga ketika ingin dibudidaya perlu membutuhkan mesin tetas.
- Harga DOC dan pullet ayam arab cukup tinggi sehingga cukup sulit untuk usaha rumahan.
- Harus dipelihara secara intensif jika ingin hasil yang maksimal.
Penyedia bibit dan ayam siap produksi masih relatif sedikit dibanding ayam lainnya.
Komentar
Posting Komentar