Cara menetaskan telur dengan lampu 5watt tanpa termostat dan pengatur kelembaban

 Sobat ternak media, menetaskan ayam memang bisa dilakukan dengan cara dierami oleh indukan betina. Namun, tidak semua jenis ayam memiliki sifat mengeram yang sempurna, contohnya seperti jenis ayam arab, ayam elba, leghrone dan sebagainya. Oleh karena itu, proses penetasan telur ayam tersebut perlu dibantu oleh manusia. Cara menetaskan telur tersebut bisa dengan berbagai cara, seperti menetaskan menggunakan ayam jenis lain yang memiliki proses penetasan yang sempurna, atau bisa juga menetaskan menggunakan penghangat seperti lampu pijar. 

Menetaskan dengan lampu merupakan cara yang sering digunakan oleh peternak, bahkan pabrik peternak yang berskala besar menggunakan cara ini untuk mencetak bibit ayamnya. Cara ini tentu memiliki banyak manfaat bagi peternakan. Berikut manfaat menetaskan telur dengan menggunakan alat mesin tetas. 

1. Mampu menetaskan telur dengan jumlah yang banyak

Menetaskan telur menggunakan mesin tetas memang memiliki banyak keuntungan, salah satunya dapat menetaskan telur ayam dengan jumlah yang banyak. Jika sobat ternak biasa menetaskan telur ayam menggunakan induk yang mengeram, maka jumlah satu ekor indukan hanya mampu menetaskan paling banyak 15-20 butir saja. Oleh karena itu, ketika sobat ternak ingin menetaskan 60 butir telur, maka sobat ternak membutuhkan paling tidak 4 ekor induk yang siap mengeram. Sebaliknya, dengan menggunakan mesin tetas, sobat ternak hanya butuh satu mesin dengan Kapasitas yang diperlukan, sehingga dengan satu mesin tetas saja, sobat ternak dapat mencetak doc dengan jumlah yang sesuai keinginan. 

2. Memaksimalkan produksi telur ayam

Penetasan menggunakan mesin tetas juga dapat membantu memaksimalkan produktivitas telur ayam. Jika sobat ternak mengerami telur menggunakan indukan, maka induk ayam berhenti bertelur selama proses mengerami, yakni sekitar 21-23 hari proses mengeram. Namun ketika sobat ternak menggunakan mesin tetas, maka waktu 21-23 hari tersebut dapat dipangkas. Biasanya, agar induk ayam mau bertelur kembali pada proses mengeram, sobat ternak dapat menurunkan suhu badan indukan dengan cara memandikan ayam tersebut. Biasanya pula, indukan akan mulai bertelur setelah 10 - 15 hari setelah dimandikan. 

Mesin tetas telur juga tersedia beberapa varian bergantung pada fitur yang disediakan, seperti mesin tetas full otomatis, mesin tetas semi otomatis dan mesin tetas manual. Penggunaan mesin tetas ini tentu sobat ternak harus tahu dan paham tentang suhu dan kelembapan yang dibutuhkan untuk menetaskan telur. Ya, suhu penetasan telur ayam dibutuhkan  suhu di atas 32°c, atau tepatnya pada kisaran suhu 36,5°c - 38,5°c dan memutuhkan kelembapan sekitar 50-60%. Oleh karena itu, dalam mesin tetas terdapat lampu pijar sebagai penghangat dan penampan air yang berfungsi sebagai kelembapan. 

Cara menetaskan telur ayam dengan lampu - penetasan telur ayam sederhana tanpa termostat dan higrometer

Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang mesin penetasan sederhana hanya menggunakan lampu saja, tanpa pengatur suhu/termostat dan pengatur kelembapan. Ini berdasarkan pengalaman saya menetaskan telur ayam arab menggunakan box sederhana menggunakan papan kayu bekas dan lampu pijar 5 watt saja. Beberapa alat yang perlu disiapkan untuk membuat satu mesin tetas sebagai berikut. 

1. Box penetasan

Box penetasan telur sederhana bisa terbuat dari bahan sekitar, seperti papan bekas, kardus bekas, box styrofoam dan sebagainya. Box penetasan yang saya buat menggunakan papan kayu bekas seperti gambar di bawah. 



Box penetasan dengan panjang 40 cm, lebar 25 cm dan tinggi 30 cm cukup menggunakan 1 buah lampu bohlam berukuran 5 watt. Buat lubang dengan diameter kurang lebih 3 cm di pintu box untuk melihat ke dalam box. Buat pula lubang fentilasi - dapat diletakkan di samping maupun di atas. Usahakan lubang fentilasi ini dapat dibuka dan ditutup. Ini bertujuan sebagai pengatur suhu ruang dalam box. 

2. Lampu pijar/bohlam 5 watt

Lampu pijar/bohlam berfungsi sebagai sumber penghangat dalam mesin tetas sederhana. Gunakan lampu pijar/bohlam yang kecil saja - bukan lampu hyper karena terlalu panas. 

3. Fitting lampu dan kabel

Mesin tetas dengan panjang 40 x lebar 25 x tinggi 30 menggunakan 1 buah fitting lampu. Sementara, panjang kabel yang dibutuhkan menyesuikan jarak mesin tetas dengan stop kontak. Pasang fitting lampu di tengah atas dengan posisi tidur. Ini bertujuan untuk menghemat ruang pada mesin tetas. 

4. Kawat strimin

Kawat strimin yang dibutuhkan menyesuaikan luas alas mesin tetas. Kawat strimin ini berfungsi sebagai alas telur dalam penetasan. Oleh karena itu, atur jarak lampu dengan kawat strimin sekitar 15 cm. 

5. Penampan air

Penampan air berfungsi sebagai wadah air. Air dalam mesin tetas berguna sebagai kelembapan suhu ruang mesin tetas. Ukuran penampan air juga disesuaikan dengan luas alas mesin tetas. Untuk jarak antara kawat strimin/posisi telur dengan penampan air kurang lebih 5 cm - 10 cm. 

6. Termometer

Termometer berfungsi sebagai patokan suhu ruang dalam mesin tetas. Peletakan termometer juga sangat berpengaruh pada keberhasilan penetasan. Jika letak sensor termometer terlalu dekat dengan lampu, maka suhu yang diterima oleh telur akan berbeda dengan termometer. Oleh karena itu, usahakan sensor suhu termometer sesuai dengan telur agar suhu yang ditampilkan oleh termometer sesuai dengan suhu yang diterima oleh telur. 

Setelah sobat ternak sudah berhasil mengumpulkan bahan di atas, selanjutnya sobat ternak merangkai satu per satu bahan tersebut. Langkah-langkahnya sebagai berikut. 

1. Buat satu box dengan papan bekas dengan ukuran p 40 x l 25 x t 30.

2. Rangkai kabel, stop kontak dan fitting lampu. Letakan fitting lampu di tengah atas mesin tetas dengan posisi lampu tertidur. 

3. Buat rak menggunakan kawat strimin dengan jarak 15 cm dari lampu. Usahakan kawat strimin yang dipasang dengan posisi datar dan rata. Ini bertujuan agar telur tidak mudah menggelinding. 

4. Pasang lampu berukuran 5 watt pada fitting lampu. 

5. Letakkan termometer di dinding mesin tetas menghadap lubang yang ada pada pintu mesin tetas. Usahakan sensor termometer setara dengan telur di rak kawat strimin. 

6. Letakkan penampan berisi air setinggi 3/4 dari penampan di bawah rak kawat strimin. 

7. Nyalakan lampu mesin tetas dan tunggu beberapa menit hingga suhu termometer stabil. Usahakan diuji coba pada waktu siang atau suhu panas. Ini bertujuan untuk mengecek suhu maksimal mesin tetas saat suhu ruang naik. Jika suhu mesin tetas nenunjukkan lebih dari 38°c pada siang hari, maka buka lubang fentilasi pada mesin tetas. Namun, bila suhu masih tinggi, sobat ternak bisa membuka pintu mesin tetas dengan lebar menyesuaikan suhu pada termometer. 

Catatan: suhu pada siang hari yang panas, sobat ternak bisa mengakali suhu 38°c dengan membuka fentilasi dan membuka pintu mesin tetas untuk menyesuaikan suhu mesin tetas. Pada malam hari dengan suhu yang dingin, sobat ternak dapat menutup pintu dan fentilasi mesin tetas. Usahakan pada malam hari ini, suhu mesin tetas sobat ternak tidak kurang dari 36,5°c. Namun, jika ternyata suhu mesin tetas tidak mencapai suhu tersebut, sobat ternak bisa menyelimuti mesin tetas menggunakan kain.

Proses penetasan

Pada proses penetasan menggunakan mesin tetas sederhana ini, sobat ternak dapat melakukan beberapa lamgkah berikut. 

1. Bersihkan telur yang akan ditetaskan

Pembersihan telur dapat menggunakan lap dan air hangat. Usahakan telur benar-benar steril dari kotoran dan kuman. Ini juga mempengaruhi keberhasilan penetasan. 

2. Nyalakan mesin penetas hingga mencapai suhu maksimal

Sebelum telur dimasukan ke dalam mesin tetas, nyalakan terlebih dulu lampu penghangat mesin tetas hingga mencapai suhu maksimal, yakni sekitar 37,5°c - 38°c.

3.Masukan telur ke dalam mesin tetas

Peletakan telur ke dalam mesin tetas dilakukan dengan posisi telur tertidur. Ini memudahkan sobat ternak dalam melakukan pembalikan telur. 

3. Diamkan telur selama 3-4 hari

Setelah telur dimasukan ke dalam mesin tetas, diamkan selama 3 hari untuk membentuk embrio pada telur. Usahakan pula tidak membuka tutup mesin tetas agar suhu tetap stabil. 

4. Teropong telur dengan senter/candling pada hari ke 4

Peneropongan pada hari ke 4 ini bertujuan untuk mengecek dan menyortir telur fertil dan infertil. Untuk telur yang fertil terdapat semacam urat di dalam telur ketika diteropong menggunakan senter. Sementara telur yang infertil tidak terdapat urat di dalamnya. Telur yang infertil dapat dipisahkan dan diberhentikan. Perbedaan telur fertil dan infertil dapat dilihat pada gambar di bawah. 

5. Lakukan pembalikan selama 18 hari

Pembalikan telur tetas dilakukan minimal 2 x sehari selama 18 hari. Pembalikan telur dilakukan dengan cara mengusap/menyapu telur menggunakan telapak tangan. 

6. Teropong ulang pada hari ke 18

Peneropongan pada hari ke 18 dilakukan untuk menyortir embrio telur yang masih hidup dan yang sudah mati. Embrio yang masih hidup dapat ditandai dengan adanya pergerakan di dalam telur, sementara embrio telur yang mati ditandai dengan hrat darah yang berbentuk lingkaran/tidak adanya pergerakan di dalam telur. 

7. Diamkan telur di hari ke 18 hingga menetas

Pada 3 hari terakhir, diamkan telur untuk waktu istirahat telur dan waktu bagi si embrio memposisikan diri untuk keluar. 



Oke sobat ternak, begitulah cara menetaskan telur ayam dengan menggunakan box sederhana tanpa termostat dan higrometer. Selamat mencoba.... 

Komentar